Bagi umat Islam yang memiliki diabetes, puasa di bulan Ramadhan memiliki satu tantangan tersendiri. Hal ini berhubungan dengan manajemen kondisi, yang mana perlu diperhatikan oleh setiap pasien diabetes saat melakukan shaum. Oleh sebabnya, jika Anda adalah salah satu yang mengalaminya, tidak ada salahnya untuk menerapkan tips mengelola diabetes saat Ramadhan dari Dr. Hala Alsafadi berikut.
Apa yang terjadi pada tubuh ketika puasa?
Sekitar delapan jam setelah makan terakhir tubuh akan menggunakan energi cadangan untuk menjaga gula darah tetap normal. Bagi kebanyakan orang hal ini tidak berbahaya. Namun berbeda cerita dengan pemilik diabetes, yang mana tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagaimana mestinya. Terutama jika pasien menggunakan obat tablet atau insulin, yang mana dapat menyebabkan hipoglikemia (kadar glukosa darah rendah).
Memahami risiko
Anda harus melakukan konsultasi kepada perawat diabetes atau dokter untuk mengubah pola waktu dan dosis penggunaan obat selama puasa. Jangan melakukannya sendiri, karena hal ini sangat penting, mengingat risiko besar yang mengintai.
Diet dan olahraga
Tips mengelola diabetes saat Ramadhan selanjutnya adalah dengan melakukan diet dan olahraga yang sesuai. Makanan dan minuman manis merupakan satu pilihan yang tepat untuk berbuka. Namun berbeda halnya dengan penderita diabetes, yang mana asupan gula dapat diserap dengan cepat, sehingga menyebabkan gula darah meningkat. Jadi cara yang terbaik adalah dengan membatasi jumlah asupan makanan. Jangan lupa untuk menghindari terlalu banyak asupan karbo dan lemak saat berbuka puasa.
Anda juga dapat membagi porsi makan dalam dua sampai tiga ukuran kecil. Hal ini untuk mengurangi risiko hiperglikemia akibat makan dalam satu kali porsi besar. Selain itu, jangan lupa juga untuk mendapatkan asupan cairan bebas gula saat berbuka puasa, yang mana berfungsi untuk mencegah risiko dehidrasi, gagal ginjal dan pembekuan darah. Anda juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik (olahraga) sederhana. Namun tetap untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu agar bisa menyesuaikan modifikasi dan waktu latihan yang tepat.
Perlu diketahui, kadang-kadang gejala yang dirasakan akibat gula darah rendah dan tinggi adalah sama. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal kondisi aktual. Jangan lupa untuk setidaknya mengonsumsi lima buah dan sayuran setiap hari. Dianjurkan pula mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah atau biasa disebut dengan makanan karbohidrat kompleks, seperti roti gandum, gandum sereal rendah gula dan kacang-kacangan. Jenis-jenis makanan tersebut lambat dicerna, sehingga dapat membantu menjaga kadar gula darah dan tentunya membuat Anda tidak terlalu merasa lapar.
Saran untuk penderita diabetes tipe 1 dan 2
Untuk penderita diabetes tipe 1, sebaiknya tidak berpuasa. Namun dalam beberapa situasi, mungkin Mereka dapat berpuasa dengan melakukan rencana yang baik dan itensif, sekaligus perawatan kesehatan yang benar. Sebelum bulan Ramadhan tiba, sebaiknya Mereka melakukan pelatihan dan ilmu yang memadai mengenai diabetes yang Mereka idap dan hubungannya dengan puasa, terkhusus mengenai manajemen diri dan penyesuaian dosis insulis. Sedangkan tips mengelola diabetes saat Ramadhan untuk penderita diabetes tipe 2 dapat dilakukan dengan pengelolaan diet dan obat-obat oral, seperti metformin dan pioglitazone. Meski dapat berpuasa dengan aman, tentunya Anda harus melakukan konsultasi kepada dokter dengan baik.
Leave a Reply